Tuesday, November 13, 2007

Mesias: "Dua Perspektif"

Oleh Riwon Alfrey

Yesus adalah Mesias. Tetapi mengapa orang-orang Yahudi pada umumnya menolak Dia? Mengapa mereka tidak percaya bahwa Dia adalah Juruselamat?

Jawab:

Hampir selalu orang Israel membicara tentang seorang raja yang akan datang untuk membebaskan umat-Nya dan akan memerintah di Yerusalem. Mesias akan turun dari surga, mengusir bangsa Romawi dan mendirikan kerajaan Allah di bumi ini. Nubuatan Yes. 53 diterpaka kepada umat Allah, bukan untuk Mesias. Tidak ada yang memimpikan Mesias yang tidak akan menjadi raja yang mulia dan berasal dari keturunan Daud.

Tetapi Yesus datang, miskin hina dan dan dilahirkan dalam kandang. Ia tidak memiliki rumah dan hidup dikelilingi oleh nelayan-nelayan biasa. Ia mengatakan bahwa para pemungut cukai dan pelacur-pelacur akan dapat masuk ke dalam kerajaan-Nya lebih dahulu daripada pemimpin-pemimpin Yahudi paling disegani. Oleh sebab itu, betapa mudahnya untuk mengatakan bahwa Yesus adalah pembohong, ketika Ia mencoba untuk mengatakan bahwa Ia adalah Mesias. Oleh sebab itu, dalam sebagian besar pelayanan-Nya, Ia tidak mengijinkan orang berbicara tentang Dia.

Referensi


Para nabi mengenang kembali jaman keemasan Raja Daud untuk melukiskan kedatangan Mesias. Mesias akan datang sebagai anak Daud. Ia akan memerintah dari Yerusalem dan akan menjadi raja untuk selama-lamanya. Kerajaan itu dipandang sebagai pemerintahan baru Raja Daud di mana orang akan hidup bahagia dan damai, setia dan adil. Di sana tidak akan ada dosa lagi.

(1). Mesias sebagai raja, pangeran, dan kepala (Yes. 9:1-6; Yer. 23:5-8).

· Ia akan berasal dari keturunan Daud (Yesaya 11: 1; Yeremia 33:15).

· Ia akan merupakan Daud yang baru (Yeh. 37:24).

· Ia akan dilahirkan di Betlehem (Mik. 5:1-3).

· Sama seperti Daud, Dia akan memerintah umat-Nya dengan

· adil dan bijaksana.

· Kerajaan-Nya akan meluas hingga ke seluruh dunia (Yes. 42:1-9).

· Tetapi Ia seorang raja yang rendah hati, sangat berbeda dengan Raja Daud (Zak. 9:9-10).

(2). Mesias sebagai seorang saleh, hamba atau nabi.

Orang kafir akan bertobat (Yes. 49:1-7).

Orang akan memperlakukan Hamba Allah itu dengan sewenang-wenang dan menganiaya Dia. Memang Ia hanya akan dapat melukukan pekerjaan-Nya, kalau Ia menderita dan mati karena manusia (Yes. 50:4-7; 53:1-9).

Setelah itu Ia akan dipermuliakan selama-lamanya.

Kita harus memperhatikan beberapa hal berikut ini.

(1). Alkitab tidak memberikan perbedaan yang jelas antara umat Allah dan Hamba Allah. Kadang-kadang yang dimaksudkannya ialah seseorang (Yes. 49: 1); tetapi kadang-kadang seluruh bangsa (Yes. 44:21). Pembaca-pembaca bangsa Afrika dan Asia akan mengerti lebih baik daripada kebanyakan pembaca bangsa Barat mengenai cara bagaimana tiap-tiap pribadi, suku bangsa atau masyarakat itu terikat menjadi satu. Kita dapat melihat hal ini di dalam Perjanjian Baru pada waktu Paulus berkatakata tentang Gereja sebagai tubuh Kristus dan kita merupakan anggota-anggotan-Nya (I Kor. 12:2-13). Tubuh itu satu, tetapi Gereja mempunyai banyak anggota.

(2). Pada jaman Tuhan Yesus, tidak pernah terpikir oleh orang-orang Yahudi mengenai Juruselamat yang harus menderita dan mati (Yes. 53). Mereka mengharapkan seorang raja yang mulia dan berkuasa, yang akan mengusir musuh mereka dan memerintah dengan kemenangan untuk selama-lamanya. Itulah sebabnya mengapa orang-orang Farisi dan para pemimpin bangsa itu tidak mengakui Yesus sebagai Mesias. Dan orang yang tidak menerima Yesus sebagai Mesias, tidak dapat mengerti nubuat dalam Yes. 53. Dalam semua ayat. ini, Mesias dinyatakan sebagai seorang manusia, tetapi yang juga memiliki sifat-sifat ilahi. Kedatangan dan tugas-Nya merupakan bagian dari sejarah umat Allah. Kedatangan dan tugas-Nya itu akan membangun Kerajaan yang sudah sejak mulanya merupakan tujuan Allah bagi dunia ini. Di atas segala-galanya, bangsa Israel mengharapkan Mesias itu, dan Mesias digabungkan dengan Kerajaan-Nya. Tetapi Perjanjian Lama tidak memberi jawaban. Hanya di dalam kedatangan Kristuslah harapan-harapan itu akan terpenuhi. Orang-orang di dalam Perjanjian Lama yang hidup dengan iman "tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu" (Ibr. 11:39). Perjanjian Lama itu sama seperti fajar di pagi hari yang baru; kegelapan menjadi terang, matahari hampir terbit, tetapi belum terbit. Kedatangan Yesus Kristus itu sama seperti terbitnya matahari (Mal. 4:2; Luk. 1:78).

[Sumber: Frank Michaeli, Bagaimana Memahami Perjanjian Lama (Bandung: Kalam Hidup, 1961), 31-32।]

Demikian

No comments:

Post a Comment

Silahkan Tinggalkan Pesan